Wednesday, March 27, 2019

Bupati Sampang Jadi Korban Berita Hoax

Anti hoax. foto/ilustrasi

SAMPANG - Bupati Sampang H Slamet Junaidi mengaku menjadi korban berita bohong atau hoax. Hal itu dia ungkapkan dalam acara pers gathering yang dilangsungkan di pendapa Trunojoyo Sampang.

Menurut H. Idi - sapaan Slamet Junaidi, hoax yang ditujukkan pada dirinya di sebarkan melalui akun facebook. Belakangan pemilik akun facebook dimaksud diketahui milik salah seorang guru sukwan dibawah naungan kantor kementrian agama (Kemenag) Sampang.

"Yang melaporkan bukan saya, tetapi atas inisiatif pihak kepolisian, karna memang meresahkan, yang bersangkutan sudah ditangani polisi, dia adalah guru sukwan yang bertugas di wilayah Kecamatan Robatal," ungkap H Idi di hadapan puluhan wartawan, Selasa petang (26/3/2019).

Menurut orang nomor satu dilingkungan Pemkab Sampang itu, salah satu isi berita hoax yang ditujukkan pada dirinya berisi penggalan instruksi atau perintah terhadap kepala desa.

"Jangan curi suara Prabowo, tetapi rampok suaranya di setiap TPS seluruh Kabupaten Sampang, karena kalau mencuri suaranya sedikit, bisa kalah Jokowi, paham, wajib itu", demikian isi pesan hoax yang mencatut nama sang bupati.

Kata H idi, sebagai seorang pemimpin, dirinya tentu tidak ingin memperkarakan warganya. Namun demikian harus ada efek jera agar kejadian serupa tidak terulang kembali di Kabupaten Sampang.

"Semalam sudah saya sampaikan kepada kepala desanya. Dan intinya keluarga yang bersangkutan sudah meminta maaf," tuturnya.

Sementara itu, Humas Kantor Kemenag Kabupaten Sampang, Faizal Ramadhani membenarkan adanya seorang guru MTs yang sedang berurusan dengan polisi terkait adanya penyebaran berita hoax yang mencatut nama bupati.

"Yang bersangkutan berinisial R, dia adalah guru sukwan di salah satu sekolah MTs di Kecamatan Robatal. Dan saudara R merupakan keluarga di bawah naungan Kemenag," ucapnya kepada kontributor masurasatu.com

Kata Faizal, pihaknya sempat kaget setelah mendengar informasi ditangkapnya oknum guru sukwan yang melakukan penyebaran berita hoax itu.

"Setelah kami datangi, yang bersangkutan mengakui jika akun FB itu adalah miliknya. Bahkan yang bersangkutan mengaku menyesal atas kejadian itu karena merasa jadi korban," timpalnya.

Berdasarkan pengakuan R, kata Faizal, konten informasi yang di share oleh yang bersangkutan diperoleh dari salah satu fanspage, yang kemudian langsung di share ulang tanpa melakukan tabayyun.

"Menurut pengakuan yang bersangkutan, dia mengeshare informasi dari fanspage 2019 ganti presiden. Kami pun tidak tahu persis isi konten foto yang menyebabkan R berurusan dengan polisi. Dan apapun itu, kami pasrahkan kepada aturan hukum yang berlaku," tandasnya.

Faizal berharap, seluruh keluarga besar Kemenag Sampang dan juga masyarakat pada umumnya agar lebih berhati-hati dalam menyebar informasi dari media sosial, alasanya khawatir berisi konten hoax. (moh/ros)


Labels: , ,

Bawa Sabu 2,6 Kilogram, Warga Sampang Ditangkap di Bandara

Osman Has, Warga Desa Ketapang, Sampang yang kedapatan membawa 2,6 kilogram sabu. foto/madurasatu

SIDOARJO - Seorang warga Sampang bernama Osman Has alias Somson warga Desa Ketapang, Sampang, Madura harus berurusan dengan polisi. Penyebabnya Somsom kedapatan membawa sabu-sabu seberat 2,625 gram.

Barang haram itu dibungkus empat kantong plastik dan tersimpan rapi dalam dua buah penyedot debu (vacuum cleaner) yang dibawanya, Senin (25/3/2019).

Osman Has adalah penumpang pesawat Air Asia rute Kuala Lumpur - Surabaya. Dia tiba di terminal kedatangan internasional Bandara Juanda, Surabaya, Senin siang sekitar pukul 11.00 WIB.

Kepala Kantor Bea Cukai Juanda Surabaya, Budi Harjanto mengatakan, kecurigaan pihaknya muncul karena penyedot debu sejenis sebenarnya banyak tersedia di Indonesia.

"Di sini kan banyak, kenapa harus jauh-jauh dibawa dari sana (Malaysia, red)? Nah, itu yang menjadi dasar kecurigaan teman-teman di lapangan," katanya dalam keterangan pers yang digelar di aula Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai Juanda, Rabu (27/3/2019).

Menurutnya, penyelundupan narkoba dengan cara serupa sudah sering terjadi. Bahkan Bea Cukai Juanda juga pernah mengamankan narkoba di dalam penanak nasi (rice cooker) dan di dalam pengeras suara.

"Petugas pun melakukan pemeriksaan melalui monitor X-Ray. Kami juga mengamati, ada tidak yang menjemput? Setelah kami tunggu beberapa waktu, ternyata tidak ada yang menjemput, kami bawa ke ruang pemeriksaan, kami interview, sambil kami bongkar vacuum cleaner itu," ujarnya.

Hasilnya kata Budi, petugas menemukan empat kantong plastik berisi butiran putih yang dipastikan sabu-sabu setelah melakukan uji laboratorium Bea Cukai BLBC II Surabaya.

Ditempat yang sama, Kepala BNNK Sidoarjo, AKBP Toni Sugiarto menuturkan, Osman Has mengaku barang haram itu adalah titipan dari salah seorang temanya di Malaysia dengan inisial AW. AW sendiri beralamat di Pulau Kangean, Sumenep, Madura.

"Tersangka Osman Has semula mengaku tidak tahu menahu soal barang haram itu. Tetapi setelah kita dalami lebih jauh berdasarkan rekam perjalanan PT Angkasa Pura I, dia sudah bolak-balik Malaysia-Surabaya sebanyak tiga kali," tegasnya.

Toni mengatakan, BNNK Sidoarjo masih mendalami kasus ini. Ada dugaan, jaringan pengedar ini terkait dengan kasus sebelumnya, yang mana narkoba yang diamankan juga diketahui berasal dari Malaysia yang akan dikirim ke Madura.

"Kami masih mendalami. Ini (sabu-sabu) kan dari Selangor, Malaysia, mau dikirim ke Madura. Apa ada kaitannya dengan temuan sebelumnya, kami masih dalami," ujarnya. (kln/ros)

Labels: , ,

Tuesday, March 26, 2019

BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Sumenep Bertambah

foto ilustrasi warga miskin

SUMENEP - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep menyebutkan jumlah penduduk miskin di wilayah itu mengalami kenaikan karena garis kemiskinan juga meningkat. Hal itu juga didasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional mulai Maret 2018, dengan melihat kesejahteraan penduduk dan kemiskinan.

Kepala BPS Sumenep Syaiful Rahman menjelaskan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumenep hingga saat ini tercatat 218.600 atau naik dibandingkan pada 2017 yang tercatat 211.920, maka ada penambahan penduduk miskin sebesar 6.680 orang.

“Jika dipersentasekan penduduk miskin Sumenep dari 19, 62 menjadi  20,16 persen atau mengalami kenaikan 0,54 persen,” kata Syaiful Rahman kepada kontributor madurasatu.com, Rabu (27/3/2019).

Menurut Syaiful, bertambahnya penduduk miskin diakibatkan perubahan garis kemiskinan yaitu tingkat pendapatan seseorang rata-rata tercatat sebesar 340 ribu rupiah perkapita perbulan.

“Angka itu didapat berdasarkan hasil survei petugas di lapangan dengan sample seribu rumah dengan melihat sisi pengeluaran perbulan penduduk.” Ujarnya. (pri/ros)

Labels: ,

Monday, March 25, 2019

Anggaran Pilkades Serentak Mencapai 5 Miliar Lebih

foto ilustrasi

SAMPANG - Tren penentuan kepemimpinan nasional dan daerah yang dilakukan serentak tidak hanya terjadi dalam Pilkada maupun Pemilu. Saat ini, tren tersebut juga menjalar pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang ada di beberapa daerah, tak terkecuali di Kabupaten Sampang.

Dana yang dianggarkan pun tidak tanggung-tanggung, Pemkab Sampang melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) setempat menyediakan dana hingga Rp 5 miliar lebih untuk kesuksesan Pilkades serentak yang akan digelar di 42 desa.

"Anggaranya dari APBD, sedangkan besaran anggaranya kalau di rata-ratakan sekitar 90 juta untuk masing-masing desa," kata Irham Nurdayanto, Kasi Aparatur Pemerintahan Desa DPMD Sampang, Senin (25/3/2019).

Menurutnya, besaran anggaran pilkades di masing-masing desa itu bisa jadi berubah karena harus disesuaikan dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pilkades.

"Memang besaran anggaran itu mengacu pada sedikit banyaknya DPT, tetapi kalau di rata-ratakan sekitar 90 jutaan. Dengan asusmsi pilkades serentak akan digelar di 42 desa," imbuhnya.

Selain mengeluarkan dana untuk gelaran pilkades, kata Irham, biaya keamanan juga di tanggung melalui APBD. Adapun besaranya sekitar Rp1,5 milar. Dana keamanan itu nantinya akan melekat pada unsur TNI dan Polri.

"Untuk dana pengamananya Rp1,5 miliar. Itu untuk TNI dan Polri," timpalnya.

Disinggung soal waktu pelaksanaan pilkades serentak, Irham belum bisa memastikan hari dan tanggalnya. Hanya saja, dia mengisyaratkan pelaksanaan pilkades serentak 2019 akan digelar antara bulan September hingga Oktober.

Merespon hal itu, anggota komisi I DPRD Sampang, Samsul Arifin meminta kepada seluruh cakades di pilkades serentak mendatang untuk mengedepankan semangat siap menang dan siap kalah. Samsul juga mempersilakan antar cakades bertarung sesuai peraturan dan profesional, sehingga dana miliaran yang dikeluarkan Pemkab Sampang tidak menjadi sia-sia.

"Di sini bukan adu otot, tapi adu strategi guna memperoleh simpati masyarakat. Tentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga. Yang terpenting dana miliaran rupiah itu bermanfaat," singkat Samsul mengingatkan. (moh)

Labels:

Tuesday, March 19, 2019

AQ Sedih Lihat Kondisi SGRP

Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) tampak dijadikan tempat parkir mobil. foto/warganet

PAMEKASAN - Mau nangis rasanya saya melihat Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP). Demikian di sampaikan presiden klub Madura United, Achsanul Qosasi, setelah mengetahui SGRP menjadi lahan kampanye cawapres nomor urut 01 Makruf Amin, Selasa (19/3/2019).

Menurut AQ - sapaan Achsanul Qosasi, banyak hal yang kami lakukan untuk kemegahan SGRP, meskipun SGRP adalah milik pemerintah daerah (pemda) Pamekasan.

"Perbaikan rumput lapangan saat masih baru diresmikan, club keluar duit 250 juta. Membuat ruang ganti, memasang AC, membuat bench pemain, memotong pagar penontong yang terlalu tinggi dengan biaya 1,5 miliar," kata AQ, melalui pesan elektronik yang diterima redaksi madurasatu.

Kata pria kelahiran Daramista, Sumenep itu, semua pembiayaan dimaksud didapat tanpa dana APBD demi untuk sepakbola sebagaimana fungsi stadion.

"Sedih, karena di lapangan ada tenda, mobil seenaknya parkir dan berjalan di atas lapangan, dengan jumlah mobil yang cukup banyak," tuturnya.

Sementara komitmen Pemda, sambung AQ, untuk menyelesaikan track di sekeliling lapangan sampai saat ini belum terselesaikan. Ini menunjukkan bahwa kita belum satu visi dalam memaknai Stadion dan Fungsinya.

"Gelora Bung Karno (GBK) juga pernah dipakai konser, tapi rumputnya ditutup kayu dan terpal serta dilindungi dari injakan langsung dan tidak ada mobil melintasi lapangan,".

AQ menuturkan, rumput SGRP itu sejenis dengan rumput GBK, bahkan itu rumput termahal untuk stadion sepakbola.

"Stadion ini milik Pemda, dan memang terserah Pemda. Kita tidak bisa apa-apa, walaupun kita sudah turut keluar uang untuk menjaga, memperbaiki dan membiayai perlengkapan yanh kurang agar lebih sempurna untuk sepakbola. Semoga segera diperbaiki dan pulih kembali dalam waktu dekat,". Salam AQ (anw/ros)

Labels: , ,

Wabup Minta DPT Pemilu Disinkronkan

Rapat koordinasi pelaksanaan tahapan pemilu di Sampang. foto/madurasatu

SAMPANG - Perbedaan data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019 yang signifikan bisa mendelegitimasi hasil proses demokrasi di Sampang. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Sampang meminta KPU setempat untuk menyinkronkan data dengan database kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil).

"Apa-apa yang belum siap dan perlu disiapkan, mohon segera disiapkan. Singkronisasi data antara Bawaslu, KPU dan Dispendukcapil agar sama," kata Wakil Bupati Sampang, H Abdullah Hidayat dalam acara Rapat koordinasi pelaksanaan tahapan pemilu 2019 di pendapa trunojoyo, Selasa (19/3/2019).

Abdullah Hidayat juga menuturkan, sengketa pemilihan kerap menyoal validasi data pemilih. Termasuk, MK menemukan perbedaan itu pada sengketa hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sampang 2018.

Sesaat kemudian, Wabup Abdullah Hidayat berharap agar penyelenggara pemilu bisa memaksimalkan tingkat kehadiran pemilih untuk menentukan nasib bangsa Indonesia.

"Mari berdemokrasi secara sehat, dan jaga kerukanan dalam bingkai NKRI. Harapan yang terpenting adalah gelaran pemilu di Sampang bisa menjadi contoh pemilu yang baik di Indonesia," tuturnya.

Menanggapi permintaan itu, Ketua KPU Kabupaten Sampang Syamsul Muarif memastikan lembaganya terus berkoordinasi dengan Dispendukcapil maupun Bawaslu setempat guna mewujudkan DPT yang akurat.

Kata dia, rapat koordinasi tingkat kabupaten merupakan bagian dari upaya untuk menggelar Pemilu 2019 agar para strakeholder semangat dan bersinergi dalam mensukseskan Pemilu serentak 2019.

"Kita ingin menegaskan dan menyatukan sumber daya yang ada di Kabupaten Sampang agar memiliki semangat dan bersinergi untuk melaksanakan pesta demokrasi nanti," katanya.

"Kami juga siap untuk melaksakan pemilu 2019. Sejauh ini beberapa tahapan juga telah kami lalui, mulai dari mempersiapkan logistik pemilu dan rekrutmen SDM/KPPS," timpal Syamsul Muarif.

Berdasarkan hasil mapping pihak kepolisian, di Sampang tercatat 2.384 TPS rawan dan 326 TPS sangat rawan, sehingga dibutuhkan tenaga tambahan dari Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya untuk pengamanan pemilu.

"Polres Sampang hanya akan menyediakan 334 personel untuk pengamanan pemilu. Sisanya kita meminta tambahan ke Polda Jatim sebanyak 599 personel, permohonan itu sudah kami sampaikan, dan mudah-mudahan dapat dipenuhi," kata Kabag Ops Polres Sampang, Kompol Sulardi.

Sulardi mengisyaratkan, pengamanan pemilu di Sampang akan di topang dengan kekuatan satu pleton brimob atau setara 300 anggota. Masalahnya, Kabupaten Sampang masuk dalam zona merah pemilu.

"Jadi back up keamanan dari polda nantinya akan dipusatkan di empat kabupaten di Madura. Termasuk juga di Sampang, yang tentunya ditopang kekuatan TNI dari Kodam V Brawijaya," pungkasnya. (moh/ros)


Labels: ,

Thursday, March 14, 2019

Kursi Ketua DPRD Sampang Bakal Dikocok Ulang

Ketua DPC PKB Kabupaten Sampang, Fauzan Zaini. foto/dokumen

SAMPANG - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPRD Sampang dikabarkan akan mengocok ulang jabatan ketua DPRD Sampang yang saat ini dijabat oleh Imam Ubaidillah.

Ketua DPC PKB Kabupaten Sampang, Fauzan Zaini membenarkan rencana kocok ulang kursi ketua DPRD Sampang itu. Bahkan menurutnya hal itu sudah dibicarakan di internal partainya sejak beberapa waktu lalu.

"Pergantiannya bukan PAW melainkan hanya pergantian kursinya saja. Kalau PAW sudah tidak bisa sejak Februari 2019 kemarin. Dan kami sudah mengajukan satu nama untuk menggantikan beliau yaitu saudara Juhari, anggota DPRD dari Kecamatan Tambelangan," tuturnya kepada kontributor madurasatu.com, Jumat (15/3/2019).

Adapun alasan pergantian itu, sambung Fauzan, karena Imam Ubaidillah yang berstatus sebagai ketua DPRD, berhalangan (sakit) sejak beberapa bulan lalu.

"Beliau sakit, dan sakitnya komplikasi," timpalnya.

Sekretaris DPRD Sampang, Moh Anwar Abdullah juga membenarkan rencana pergantian kursi ketua DPRD itu. Menurutnya, pergantian kursi ketua DPRD sudah dalam proses, baik melalui rekomendasi di jajaran pimpinan DPRD dan penyampaian ke Bupati untuk diusulkan ke Gubernur Jatim.

"Dua hari yang lalu sudah dikonsultasikan ke Biro Pemerintahan Provinsi, tapi sampai sekarang masih belum ada kabar dari Provinsi. Kami juga sudah perintahkan ke Kabag Perundangan untuk mengawalnya. Pergantiannya bukan PAW, hanya pergantian unsur pimpinan berdasarkan surat yang diajukan oleh DPC PKB," jelasnya.

Disinggung soal sisa masa jabatan ketua DPRD, Anwar menyampaikan bahwa masa jabatannya masih tersisa hingga lima bulan ke depan, atau hingga pelantikan DPRD hasil pemilu 2019.

"Pergantian DPRD baik pimpinan dan anggota yang baru yaitu setelah pileg April 2019 mendatang, masa jabatannya masih tersisa hingga Agustus," pungkas Anwar. (moh/ros)

Labels: , ,

RSUD Sumenep Siap Tangani Caleg Stres Akibat Pemilu

foto ilustrasi

SUMENEP - Pihak RSUD Dr H Mohammad Anwar, Kabupaten Sumenep mengaku siap merawat Calon Legialatif (Caleg) yang depresi atau stres pasca gagal merengkuh kursi legislatif.

Asisten Dokter Spesialis Jiwa RSUD Dr H Mohammad Anwar Sumenep Anita Safitri mengatakan, meski tidak ada persiapan khusus untuk melayani caleg yang depresi, namun pihaknya memastikan pelayanan maksimal akan tetap diberikan kepada setiap pasien yang masuk.

"Kalau kita sudah siap. Baik dalam pelayanan maupun pemeriksaan. Kalau persiapan khusus tidak ada ya, semua pasien yang datang pasti dilayani dengan baik," kata Anita Safitri kepada kontributor madurasatu, Kamis (14/3/2019).

Menurutnya, untuk melayani pasien dengan gangguan jiwa atau depresi, pihak rumah sakit selain telah memiliki Poliklinik Jiwa juga bisa memberikan pelayanan rawat inap.

"Jika butuh rawat inap kita juga bisa. Kita sudah bisa melayani rawat inap untuk pasien yang mengalami depresi atau gangguan kejiwaan," paparnya.

"Kalau Caleg nanti bisa saja ada. Kalau di daerah-daerah lain saya lihat di berita potensinya cukup besar ya. Kalau disini bisa saja juga ada," ucap Anita. (pri/ros)

Labels:

Wednesday, March 13, 2019

Hujan Deras dan Angin Kencang Akibatkan Pohon Tumbang

Hujan deras dan angin kencang mengakibatkan pohon tumbang. foto/madurasatu

SUMENEP - Hujan deras disertai angin kencang di kawasan Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep membuat banyak pohon tumbang, Rabu (13/3/2019) sore.

Pohon tumbang terjadi pada sejumlah lokasi salah satunya Jalan KH Mansyur, Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Kartini, Kecamatan Kota.

Dalam kejadian itu seorang pengendara roda dua yang melintas di Jalan KH Mansyur harus dilarikan ke rumah sakit karena tertimpa pohon.

"Karena hujan deras dan angin kencang. Pohon banyak tumbang namun ukurannya yang besar itu di Jalan KH Mansyur," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Abd Rahman Riadi, Rabu (13/3/2019).

"Di Jalan KH Mansyur juga ada seorang pengendara motor yang tertimpa pohon dan mengalami luka-luka," imbuhnya.

Selain banyak pohon tumbang, hujan deras disertai angin kencang di kawasan kota Sumenep juga mengakibatkan kerusakan bangunan khususnya pada bagian atap.

"Kalau bangunan rusak hanya bagian atap itu informasi yang kita terima namun kita belum ke lokasi. Habis pembersihan pohon dijalan kita ke lokasi," lanjut Rahman Riadi.

Untuk mengurai kemacetan petugas BPBD bersama anggota TNI dan Polri serta dibantu warga melakukan pembersihan pohon yang melintang di jalan. (pri/ros)

Labels: ,

Tuesday, March 12, 2019

Bupati Sampang Terbitkan Himbauan Salat Berjamaah untuk ASN

Bupati dan wakil bupati Sampang, H Slamet Junaidi dan Abdullah Hidayat. foto/dokumen

SAMPANG - Bupati Sampang, H Slamet Junaidi menerbitkan himbauan agar seluruh aparatur sipil negara (ASN) dilingkungan pemerintah Kabupaten Sampang bisa melaksanakan salat berjamaah selama jam kerja.

Himbauan salat berjamaah itu tertuang dalam surat himbauan bupati bernomor 451/024.1/434.013/2019 yang ditunjukan kepada seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) dan camat se Kabupaten Sampang.

Adapun salah satu poin dari surat himbauan bupati itu berbunyi, agar ketika azan berkumandang ASN bisa melakukan ibadah salat berjamaah di masjid atau di mushalla terdekat di lingkungan kerjanya masing-masing.

"Itu himbauan buat kita semua, dalam artian agar kita tidak lupa beribadah, sehingga aktifitas kedinasan bisa kita hentikan sementara," ujar Slamat Junaidi, Selasa (12/3/2019).

Menurut kader partai NasDem itu, selepas melaksanakan salat berjamaah, aktifitas kedinasan bisa dimulai kembali.

"Jadi kami sampaikan kepada teman-teman kepala OPD maupun camat agar melaksanakan himbauan ini. Ini demi perbaikan Sampang kedepan, karena kita sama-sama tahu bahwa Sampang ini butuh sentuhan," ucap H Idi, sapaan Slamet Junaidi.

H Idi menilai, untuk memulai pembangunan, semua pihak harus memulai dari konsistensi dan ketaatan pribadi. Termasuk dalam hal konsistensi dan ketaatan beribadah.

"Ketaatan ini kita mulai dari diri kita masing-masing, karena konsistensi dan ketaatan ini menjadi tolak ukur seberapa komitmen untuk mendorong pembangunan," tandasnya.

Ditanya terkait adanya beberapa instansi yang tidak memiliki sarana mushalla, H Idi menegaskan alasan dimaksud tidak bisa dijadikan pembenar untuk tidak melaksanakan himbauan yang dikeluarkanya.

"Masak di kantor dinas tidak ada mushalla, di POM bensin saja ada kok. Artinya nanti bisa menggunakan ruangan yang kosong dan kepala OPD harus proaktif untuk menindak lanjuti himbauan itu," pungkasnya (moh/ros)

Labels:

Monday, March 11, 2019

Bupati 'Semprot' Dua Perusahaan Karena Tidak Salurkan Dana Sosial

Bupati Sampang, H Slamet Junaidi. foto/dokumen

SAMPANG - Bupati Sampang, H Slamet Junaidi mengancam akan mengusir perusahaan yang beroperasi di wilayahnya apabila tidak kooperatif menyalurkan dana sosial untuk kemajuan pembangunan Kabupaten Sampang.

Dana sosial dimaksud adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) atau Corporate Social Responsibility (CSR). PKBL adalah bentuk tanggung jawab Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada masyarakat.

Kata H Idi - sapaan Slamet Junaidi, di Kabupaten Sampang tercatat 11 perusahaan berbasis BUMN dan non BUMN yang beroperasi, Namun dari belasan perusahaan tersebut ada dua perusahaan yang tidak menyalurkan dana sosial.

"Ada dua perusahaan yang tidak menyalurkan dana sosialnya yaitu bank BCA dan Pertamina. Saya tadi agak keras kepada BCA karena pada tahun 2018 tidak ada CSRnya," kata H Idi, Senin (11/3/2019), dalam acara gathering bersama perusahaan BUMN dan non BUMN.

Dijelaskanya, selaku mantan anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi perdagangan, koperasi, BUMN dan perindustrian, dirinya paham betul alur PKBL maupun CSR yang seharusnya untuk kepentingan masyarakat.

"Kalau saya pusing, saya usir juga dari Sampang. Atau saya bisa intruksikan kepada ASN se Kabupaten Sampang agar tidak menyimpan uangnya di BCA, karena BCA tidak kooperatif membantu pembangunan Sampang," paparnya.

Menurutnya, alasan kedua perusahaan yang tidak menyalurkan dana sosial karena kebijakan pusat.

"Kalau mereka bilang karena kebijakan pusat, saya akan membuat kebijakan daerah karena saya bisa buat kebijakan di daerah. Toh dananya bukan buat saya pribadi tapi semata-mata untuk kemajuan pembangunan Sampang," tegasnya.

H Idi membeberkan, diundangnya semua perusahaan ke kantor Pemkab diakuinya untuk mencari solusi mengingat kondisi Kabupaten Sampang hingga saat ini menjadi daerah tertinggal dari 38 Kabupaten/kota di jatim. Padahal menurutnya, potensi dana yang didapatkan dari PKBL maupun CSR untuk Sampang diperkirakan mencapai Rp 10-15 miliar atau tergantung kebijakan dari pemerintah pusat.

"Kami adakan gathering dengan perusahaan untuk komunikasi soal PKBL maupun CSR, silaturahim dan urun rembuk bareng mengenai kondisi Kabupaten Sampang yang tertinggal dari 38 kabupaten/kota. Setelah itu bisa disalurkan untuk UKM dan pembangunan infrastruktur. Dan tentunya membangun Sampang tanpa membebani APBD," urainya. (moh/ros)

Labels: ,

Sunday, March 10, 2019

Puting Beliung Terjang Puluhan Rumah

pohon tumbang akibat puting beliung nyaris menimpa rumah warga. foto/madurasatu

SUMENEP - Hujan deras yang disertai angin puting beliung menerjang puluhan rumah di dua Kecamatan di Kabupaten Sumenep, Minggu (10/3/2019).

Bencana alam tersebut menerjang empat desa pada dua kecamatan. Diantaranya Desa Poreh serta Tarogan, Kecamatan Lenteng dan Desa Kambingan maupun Talang, Kecamatan Saronggi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep Abd Rahman Riadi saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu.

"Iya benar tadi terjadi puting beliung di dua Kecamatan. Sekarang kita lakukan koordinasi dengan pihak terkait termasuk pendataan rumah yang rusak," kata Abd Rahman Riadi, Minggu (10/3/2019).

Menurutnya, dari hasil laporan sementara yang diterima BPBD ada puluhan rumah mengalami kerusakan dengan rincian di Kecamatan Lenteng sebanyak 46 rumah, sedangkan di Kecamatan Saronggi ada 11 rumah.

"Di Kecamatan Lenteng 46 rumah, sementara di Kecamatan Saronggi ada 11 rumah rusak," tuturnya.

Kata dia, pasca kejadian, petugas dari BPBD bersama TNI dan Polri serta masyarakat bersama-sama melakukan pembersihan puing-puing bangunan yang rusak

"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, sebab saat kejadian warga menyalamatkan diri masing-masing,” terang Rahman. (pri/ros)

Labels: ,

Friday, March 8, 2019

Hindari Basah, Kotak Suara Dibungkus Plastik

Pengiriman kotak suara dan logistik Pemilu di Kabupaten Sumenep bakal dibungkus kantong plastik. foto/madurasatu

SUMENEP - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep membungkus kotak suara pemilu 2019 dengan plastik.

Penggunaan plastik sebagai pembungkus kotak suara itu untuk menghindari percikan air atau adanya kemungkinan terjatuh ke laut saat pengiriman ke wilayah kepulauan.

"Dalam pendistribusian kita gunakan kantong plastik untuk bungkus kotak suara dan surat suara," kata Ketua KPU Sumenep Abdul Warits kepada kontributor madurasatu.com, Jumat (8/3/2019).

Kata Warits, penggunaan kantong plastik sebagai pembungkus logistik baru kali ini dilakukan. Pertimbanganya, agar semua keperluan pelaksanaan pesta demokrasi tidak mengalami kerusakan atau terkena air hingga sampai ke masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Tujuannya agar tidak terkena air terutama untuk yang wilayah kepulauan karena pengiriman menggunakan jalur laut," jelasnya.

Menurutnya, pembungkus plastik itu juga akan digunakan untuk pengiriman logistik pemilu di wilayah daratan. "Yang untuk daratan sama, nanti akan kita gunakan juga pembungkus plastik," pungkasnya.

Untuk diketahui, Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 kecamatan, tujuh diantaranya berada di wilayah kepulauan. Penggunaan pembungkus plastik oleh KPU dirasa penting mengingat potensi kotak suara dan logistik Pemilu rentan terkena air saat pendistribusian. (pri/ros)

Labels: ,

Thursday, March 7, 2019

Sedulur Jokowi Ingin Menangi Pilpres di Sampang

Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin yang mengatasnamakan Sedulur Jokowi-Ma'ruf ingin memenangi Pilpres di Sampang. foto/madurasatu

SAMPANG
- Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin yang mengatasnamakan Sedulur Jokowi-Ma'ruf mengaku siap memenangkan keduanya pada gelaran Pilpres 2019.

Target yang ingin dicapai oleh Sedulur Jokowi-Ma'ruf adalah 75-80 persen suara atau setidaknya menang 20 persen lebih dari Capres nomor urut 02 Prabowo-Sandi.

"Sedulur Jokowi-Ma'ruf di Sampang ini akan melakukan door to door untuk mendekati tokoh masyarakat maupun kiai. Kemudian juga harus bersinergi dengan relawan Jokowi lainnya terlebih tim formal TKD," kata ketua DPD Sedulur Jokowi Jawa Timur KH. Misbahus Salam di Hotel Panglima, Kamis, (7/3/2019).

Kata Misbahus, karena masyarakat Sampang berbasis pesantren, pihaknya juga akan melakukan gebrakan untuk mengumpulkan alumni ponpes besar yang sudah masuk dalam jaringannya.

"Target kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Sampang itu 80 persen," tegasnya.

Menurutnya, Jokowi sudah sangat layak untuk menjabat sebagai presiden dua periode. Alasanya, Jokowi mampu mempertahankan Ahlussunnah Wal Jamaah dan menghormati ulama.

“Jokowi juga mempunyai pemikiran moderat sehingga ke depan Indonesia akan aman. Bakan mampu mempertahankan NKRI dan Ideologi pancasila," timpalnya.

Di samping itu menurut Misbahus, Jokowi juga menghormati ulama. Buktinya, mantan Gubernur DKI itu mencetuskan Hari Santri Nasional (HSN) yang cikal bakalnya diusulkan para ulama. (moh/ros)


Labels:

Wednesday, March 6, 2019

Bareng PPK, KPU Simulasikan Pemungutan Suara Pemilu 2019

Salah seorang pemilih memasukkan surat suaranya dalam simulasi pemungutan dan penghitungan suara yang digelar KPU Sampang. foto/madurasatu

SAMPANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sampang bersama Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Kabupaten Sampang menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan serta rekapitulasi suara Pemilu 2019 di Aula Hotel Camplong, Kamis (6/3/2019).

Dalam simulasi itu dipraktekkan bagaimana tata cara pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara di TPS serta masalah dan penanganannya.

Ketua KPU Sampang Syamsul Muarif menuturkan, simulasi dimaksud sebagai upaya memberikan pengetahuan secara aplikatif bagi seluruh PPK yang nantinya juga akan membimtek PPS dan KPPS di kecamatan masing-masing.

"Ini memang baru simulasi kecil untuk PPK, karena mereka sudah di Bimtek kemarin, dan keseluruhan apa yang didapatkan kemarin dipraktekkan hari ini," kata Syamsul Muarif.

Syamsul menambahkan, tujuan pelaksanaan simulasi itu agar para PPK memahami betul proses dan kebutuhan di TPS mulai dari distribusi C6 hingga proses pemungutan dan rekapitulasi suara nantinya. Termasuk semua potensi masalah yang bisa muncul dan penyelesaiannya saat di TPS pada hari pelaksanaan.

"Semua PPK yang dilatih hari ini nantinya akan melatih dan membimtek PPS dan KPPS di wilayah masing-masing,"

Kata Syamsul, kedepan KPU Sampang akan terus melakukan simulasi lainnya agar proses pemungutan dan penghitungan suara  benar-benar berjalan sebagimana aturan yang berlaku.

"Mulai dari pembukaan TPS, pemungutan, penghitungan dan pencatatan ke formulir-formulir KPU," pungkasnya. (moc/ros)

Labels: ,

Masjid dan Makam Keramat, Ramai Dikunjungi Caleg

Empat tiang penyangga masjid Madegan yang tampak doyong diyakini memiliki daya magis dan keistimewaan tertentu. foto/madurasatu

SAMPANG - Gelaran pemilu 2019 sudah kurang 42 hari lagi, berbagai upaya terus dilakukan oleh para calon legislatif (Caleg) untuk mendulang suaranya, mulai dari kampanye terbuka hingga kampanye secara door to door ke rumah warga. Termasuk 'ngalap' berkah malalui ziarah politik di wilayah setempat.

Lazimnya, ziarah politik adalah berziarah ke makam atau petilasan tokoh babad (pembuka lahan pertama) di bumi Trunojoyo,  mulai dari yang berstatus kadipaten hingga yang bergelar ulama.

Di Sampang, sedikitnya tercatat tiga lokasi favorit yang sering kali menjadi tempat ziarah politik para caleg. Diantaranya makam Rato Ebu, Masjid Madegan dan makam Syaikh Muhammad Khatib atau Syaikh Sayyid Zainal Abidin (Tip Mantoh) yang kesemuanya diyakini mustajab.

"Namanya juga orang punya hajat, jadi mungkin berziarah agar diberi kemudahan dan terpilih sebagai wakil rakyat," Kata Mohammad Idris, tokoh kelurahan Madegan.

Selama ini, ziarah politik diakui sebagai konsensus guna memuluskan hajat para politisi. Dan tak hanya berlaku bagi caleg, namun juga sebagian warga di Sampang. Tapi tak sedikit juga para caleg yang menampik melakukan ziarah politik.

"Belakangan memang agak banyak peziarah makam Rato Ebu dan makam Tip Mantoh. Kadang juga ada yang I'tikaf di masjid Madegan. Biasanya kalau ramai itu malam hari, mulai pukul 20.00 WIB sampai menjelang subuh," tuturnya.

Menurut Idris, caleg yang datang ke lokasi dimaksud tidak hanya dari wilayah Kabupaten Sampang. “Banyak juga yang dari luar daerah,” ungkapnya.

Mereka yang berasal dari luar daerah juga tidak hanya caleg untuk DPRD kabupaten, melainkan juga DPRD provinsi dan DPR RI. Biasanya mereka juga punya hajat khusus dan datang bersama para koleganya.

Idris menambahkan, selain di hari-hari biasa, ada juga yang datang di hari khusus seperti malam Jumat Legi. Mereka bahkan menginap semalam di Masjid Madegan yang memang letaknya sangat dekat dengan makam Rato Ebu dan Tip Mantoh.

Malam Jumat Legi dalam tradisi masyarakat Madura memang dianggap sebagai waktu yang keramat dan sakral. “Tapi ada juga yang datang di hari biasa, seperti yang terjadi hari ini (kemarin),” lanjutnya.

Selain datang dengan ditemani pendukung dan keluarga, para caleg juga kerap membawa sesajen atau makanan yang memang diniatkan untuk dibagi-bagi kepada warga sekitar.

Dikalangan warga Madura, masjid Madegan dikenal sebagai masjid yang sarat mistis. Apalagi masjid dimaksud diyakini sebagai masjid tiban yang kemudian dijadikan tempat ibadah oleh raja-raja dan para wali di jawa timur.

Keunikan masjid Madegan yang mudah dipandang secara kasat mata adalah empat tiang penyangganya yang tampak doyong atau miring. Namun demikian bangunan masjid tetap utuh dan tidak goyang.

Sementara makam Rato Ebu dan makam Tip Mantoh diyakini sebagai makam keramat, keduanya dikenal sebagai penyiar agama islam dan masyhur sebagai keturunan para ulama dan raja-raja madura. (*)

Sumber: kabarmadura.id
Editor: rosniah




Labels: , ,

Tuesday, March 5, 2019

Tumbangkan PSS Sleman, Madura United Pimpin Sementara Grup D

Meski berstatus sebagai tim tuan rumah, PSS Sleman nyaris tidak berkutik saat menjamu Madura United. foto/mufc

SLEMAN
- Madura United melewati
laga perdana Grup D Piala Presiden 2019 dengan kemenangan. Menghadapi PSS Sleman, Laskar Sape Kerrab menang 0-2 di Stadion Maguwoharjo, Selasa (5/3/2019). Dua gol tim tamu masing-masing dicetak Alberto Goncalves dan Alfath Fathier.

Melalui kemenangan ini, Madura United memimpin di peringkat pertama Grup D dengan catatan 3 poin.

Madura United unggul cepat. Saat babak pertama baru berjalan sepuluh menit, Alberto Goncalves meneruskan umpan Greg Nwokolo dengan sekali sentuhan yang membuat jala Ega Rizky bergetar. Skor 0-1 untuk keunggulan tim tamu.

Di babak kedua, pelatih Madura United, Dejan Antonic melakukan perubahan pemain dengan maksud mempertajam lini depan. Hasilnya Alfath Fathier yang baru saja dimainkan, berhasil menggandakan keunggulan Sapeh Kerrab lewat sepakan keras di dalam kotak penalti usai memanfaatkan umpan Aleksandar Rakic.

Hingga wasit meniup peluit tanda berakhirnya babak kedua, tak ada gol tambahan dari dua kesebelasan, dengan demikian Madura United menang 0-2 dari PSS Sleman. (ros)

Labels: , ,

Monday, March 4, 2019

KPU Sumenep Bakal Tambah Lima TPS

Keberadaan TPS di Kabupaten Sumenep dipastikan bakal bertambah. foto/ilustrasi

SUMENEP - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep memastikan akan menambah jumlah tempat pemungutan suara (TPS) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April mendatang.

Ketua KPU Sumenep Abd Warits mengatakan penambahan TPS dilakukan pada salah satu Pondok Pesantren dan Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIB Sumenep. Tujuanya agar pemilih dapat menggunakan hak suaranya.

"Empat TPS di Pondok Pesantren Al-Amin Prenduan dan satu TPS akan diletakkan di Rutan," kata Abd Warits, Senin (4/3/2019).

Warist menuturkan, untuk Pondok Pesantren lain sementara tidak ada penambahan TPS, sebab kemungkinan pada 17 April 2019  diliburkan.

"Karena yang lain diliburkan sehingga bisa menyalurkan suaranya di rumah masing-masing," terangnya.

Berdasarkan data di KPU Sumenep, jumlah DPT Pemilu 2019 sebanyak 872.764, terdiri dari 410.522 laki-laki dan 462.242 perempuan. Sedangkan jumlah TPS sebanyak 4.315.

"Kami menyarankan pada 17 April 2019 nanti, masyarakat meluangkan waktu untuk menyalurkan suaranya di TPS masing-masing," tandasnya. (pri/ros)

Labels: