Bupati Sampang Jadi Korban Berita Hoax
![]() |
Anti hoax. foto/ilustrasi |
SAMPANG - Bupati Sampang H Slamet Junaidi mengaku menjadi korban berita bohong atau hoax. Hal itu dia ungkapkan dalam acara pers gathering yang dilangsungkan di pendapa Trunojoyo Sampang.
Menurut H. Idi - sapaan Slamet Junaidi, hoax yang ditujukkan pada dirinya di sebarkan melalui akun facebook. Belakangan pemilik akun facebook dimaksud diketahui milik salah seorang guru sukwan dibawah naungan kantor kementrian agama (Kemenag) Sampang.
"Yang melaporkan bukan saya, tetapi atas inisiatif pihak kepolisian, karna memang meresahkan, yang bersangkutan sudah ditangani polisi, dia adalah guru sukwan yang bertugas di wilayah Kecamatan Robatal," ungkap H Idi di hadapan puluhan wartawan, Selasa petang (26/3/2019).
Menurut orang nomor satu dilingkungan Pemkab Sampang itu, salah satu isi berita hoax yang ditujukkan pada dirinya berisi penggalan instruksi atau perintah terhadap kepala desa.
"Jangan curi suara Prabowo, tetapi rampok suaranya di setiap TPS seluruh Kabupaten Sampang, karena kalau mencuri suaranya sedikit, bisa kalah Jokowi, paham, wajib itu", demikian isi pesan hoax yang mencatut nama sang bupati.
Kata H idi, sebagai seorang pemimpin, dirinya tentu tidak ingin memperkarakan warganya. Namun demikian harus ada efek jera agar kejadian serupa tidak terulang kembali di Kabupaten Sampang.
"Semalam sudah saya sampaikan kepada kepala desanya. Dan intinya keluarga yang bersangkutan sudah meminta maaf," tuturnya.
Sementara itu, Humas Kantor Kemenag Kabupaten Sampang, Faizal Ramadhani membenarkan adanya seorang guru MTs yang sedang berurusan dengan polisi terkait adanya penyebaran berita hoax yang mencatut nama bupati.
"Yang bersangkutan berinisial R, dia adalah guru sukwan di salah satu sekolah MTs di Kecamatan Robatal. Dan saudara R merupakan keluarga di bawah naungan Kemenag," ucapnya kepada kontributor masurasatu.com
Kata Faizal, pihaknya sempat kaget setelah mendengar informasi ditangkapnya oknum guru sukwan yang melakukan penyebaran berita hoax itu.
"Setelah kami datangi, yang bersangkutan mengakui jika akun FB itu adalah miliknya. Bahkan yang bersangkutan mengaku menyesal atas kejadian itu karena merasa jadi korban," timpalnya.
Berdasarkan pengakuan R, kata Faizal, konten informasi yang di share oleh yang bersangkutan diperoleh dari salah satu fanspage, yang kemudian langsung di share ulang tanpa melakukan tabayyun.
"Menurut pengakuan yang bersangkutan, dia mengeshare informasi dari fanspage 2019 ganti presiden. Kami pun tidak tahu persis isi konten foto yang menyebabkan R berurusan dengan polisi. Dan apapun itu, kami pasrahkan kepada aturan hukum yang berlaku," tandasnya.
Faizal berharap, seluruh keluarga besar Kemenag Sampang dan juga masyarakat pada umumnya agar lebih berhati-hati dalam menyebar informasi dari media sosial, alasanya khawatir berisi konten hoax. (moh/ros)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home