Puluhan Desa di Sampang Krisis Air Bersih
SAMPANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang merilis sebanyak 42 dari 186 desa di wilayah itu mengalami krisis air bersih akibat kekeringan. Sehingga ribuan warga yang tersebar di puluhan desa itu harus kesulitan memenuhi kebutuhan masak, cuci dan kakus.
Kepala BPBD Sampang Anang Juenaidi berujar, droping air bersih yang dilakukan BPBD kepada desa terdampak kekeringan tidak banyak membantu masyarakat. Itu karena jumlah droping air bersih tidak berbanding lurus dengan fakta kekeringan di lapangan.
"Setiap desa yang mengalami krisis air bersih hanya mendapat jatah droping sebanyak tiga rit atau tiga tangki, sebab anggaran yang disediakan oleh Pemprov Jatim sangat terbatas. Dengan begitu droping air ke setiap desa harus dilakukan dengan cermat dan tepat sasaran," papar Anang.
Kata Anang, desa yang mendapat droping air hanya desa yang betul-betul mengalami krisis air bersih, sedang desa yang masih bisa memenuhi kebutuhan air secara mandiri tidak menjadi prioritas bagi BPBD.
"Semula pengajuan anggaran droping air bersih yang kami ajukan ke Pemprov Jatim sebesar Rp150 juta, namun yang dikabulkan hanya Rp45 juta, sehingga setiap desa yang mengalami krisis air bersih hanya mendapat jatah bantuan droping maksimal sebanyak tiga rit," pungkas Anang menjelaskan.
Data BPBD Sampang menunjukan, kekeringan yang mengakibatkan krisis air bersih di sejumlah wilayah itu bisa saja meluas, itu karena dari 14 kecamatan yang tersebar se-Kabupaten Sampang hanya tercatat 2 kecamatan yang relatif aman dari ancaman kekeringan. Adapun kedua kecamatan dimaksud yakni Kecamatan Omben dan Camplong. (idr/ros)
Labels: Sampang
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home